Nama=Charisma Amalia F.
Ttl=Kediri,13 September 2000
Alamat=Ds.Puhjajar Kec.Papar Kab.Kediri
Sekolah=SMAN 1Purwoasri
Hobi=Jalan-jalan
Nama=Devina Berliani
Ttl=Kediri,20 November 1999
Alamat=Ds.Pesing Kec.Purwoasri Kab.Kediri
Sekolah =SMAN 1Purwoasri
Hobi =Menyanyi
Nama=Devi Puspitasari
Ttl=Kediri,19 Desember 1999
Alamat=Ds.Tengger Lor Kec.Kunjang Kab.Kediri
Sekolah=SMAN 1Purwoasri
Hobi=Menari
kesenian indonesia
Selasa, 29 November 2016
Jumat, 04 November 2016
Seni Hias
Ragam hias
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Variasi ragam hias biasanya khas untuk suatu unit budaya pada era tertentu, sehingga dapat menjadi petunjuk bagi para sejarahwan atau arkeolog.qa
Ragam Hias
Ragam hias Nusantara dapat ditemukan pada motif batik, tenunan, anyaman, tembikar, ukiran kayu, dan pahatan batu. Ragam hias ini muncul dalam bentuk-bentuk dasar yang sama namun dengan variasi yang khas untuk setiap daerah. Dalam karya kerajinan atau seni Nusantara tradisional, sering kali terdapat makna spiritual yang dituangkan dalam stilisasi ragam hias.Terdapat ragam hias asli Nusantara, yang biasanya merupakan stilisasi dari bentuk alam atau makhluk hidup (termasuk manusia), dan ada pula ragam hias adaptasi pengaruh budaya luar, seperti dari Tiongkok, India, Persia,.
Motif Ragam Hias
ARagam hias merupakan karya seni rupa yang diambil dari bentuk-bentuk flora, fauna, figuratif, dan bentuk geometris. Ragam hias tersebut dapat diterapkan pada media dua dan tiga dimensi.1. Ragam Hias Flora
Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora mudah dijumpai pada barang-barang seni seperti batik, ukiran, dan tenunan.
2. Ragam Hias Fauna
Ragam hias fauna merupakan bentuk gambar motif yang diambil dari hewan tertentu. Hewan pada umumnya telah mengalami perubahan bentuk atau gaya. Beberapa hewan yang biasa dipakai sebagai objek ragam hias adalah kupu-kupu, burung, kadal, gajah, dan ikan.
Ragam hias motif fauna telah mengalami deformasi namun tidak meninggalkan bentuk aslinya. Ragam hias fauna dapat dikombinasikan dengan motif flora dengan bentuk yang digayakan.
Motif ragam hias daerah di Indonesia banyak menggunakan hewan sebagai objek ragam hias. Daerah-daerah tersebut seperti Yogyakarta, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Motif ragam hias tersebut dapat dijumpai pada hasil karya batik, ukiran, anyaman, dan tenun.
3. Ragam Hias Geometris
Ragam hias geometris merupakan motif hias yang dikembangkan dari bentuk-bentuk geometris dan kemudian digayakan sesuai dengan selera dan imajinasi pembuatnya. Gaya ragam hias geometris dapat dijumpai di seluruh Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Ragam hias geometris dapat dibuat dengan menggabungkan bentuk-bentuk geometris ke dalam satu motif ragam hias.
4. Ragam Hias Figuratif
Bentuk ragam hias figuratif berupa objek manusia yang digambar dengan mendapatkan penggayaan bentuk. Ragam hias figuratif biasanya terdapat pada bahan tekstil maupun bahan kayu, yang proses pembuatannya dapat dilakukan dengan cara menggambar. Ragam hias figuratif banyak dijumpai di daerah timur seperti papua.
Pola Ragam Hias
Bentuk ragam hias umumnya memiliki pola atau susunan yang diulang-ulang. Pada bentuk ragam hias yang lain, pola yang ditampilkan dapat berupa pola ragam hias yang teratur, terukur, dan memiliki keseimbangan. Pola ragam hias geometris dapat ditandai dari bentuknya seperti persegi empat, zigzag, garis silang, segitiga, dan lingkaran. Pola bidang tersebut merupakan pola geometris yang bentuknya teratur. Bentuk lain dari pola geometris adalah dengan mengubah susunan pola ragam hias tak beraturan dan tetap memperhatikan segi keindahan.Seni Karawitan
Karawitan Kesenian Musik Tradisional Jawa
Satu ini merupakan kesenian musik tradisional Jawa yang mengacu pada permainan musik Gamelan. Namanya adalah kesenian Karawitan.
Apakah Karawitan itu?
Karawitan adalah kesenian musik tradisional Jawa yang
mengacu pada permainan musik Gamelan.
Kesenian Karawitan ini dikemas dengan alunan instrument dan vokal yang
indah sehingga enak untuk didengar dan dinikmati. Kesenian kerawitan ini
merupakan kesenian klasik yang sangat terkenal di masyarakat Jawa dan Indonesia
sebagai salah satu warisan seni dan budaya yang kaya akan nilai historis dan filosofis.
Gamelan sendiri
merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat Jawa
dari dulu hingga sekarang. Terlihat dari kesenian dan budaya Jawa yang tidak
lepas dari alat musik satu ini. Beberapa kesenian tradisional Jawa yang
menggunakan alat musik Gamelan
seperti wayang, seni tari, dan seni
teater seperti ketoprak, wayang uwong
dan masih banyak lagi, salah satunya adalah kesenian Karawitan.
Karawitan berasal dari kata “rawit”, yang dalam bahasa Jawa berarti “rumit/ berbelit – belit”. Namun kata “rawit” juga dapat berarti “halus
dan indah”. Sehingga kerawitan biasa diartikan sebagai suatu karya seni
yang memiliki sifat yang halus, rumit
dan indah. Kerawitan ini dikatakan
rumit karena merupakan perpaduan berbagai instrument Gamelan yang berlaras nondiatonis
yang digarap menggunakan sistem notasi,
warna suara dan ritme sehingga menghasilkan suara yang indah dan enak untuk
didengar.
Dalam kesenian Karawitan terdapat dua jenis laras, yaitu laras slendro dan laras pelog. Laras slendro sendiri merupakan sistem urutan nada
yang terdiri dari lima nada dalam satu gambyang
dengan pola jarak yang hampir sama. Sedangkan laras pelog merupakan sistem
urutan nada yang terdiri dari lima atau tujuh nada dengan menggunakan satu pola
jarak nada yang tidak sama rata, yaitu tiga jarak dekat dan dua jauh. Dalam Karawitan
memang sering terdapat beberapa gendhing
yang disajikan dalam laras pelog dengan hanya menggunakan lima nada saja,
terutama pada penyajian gendhing pelog
sebagai hasil alih dari laras slendro. Dalam kerawitan Jawa suatu hal yang
biasa bila suatu gendhing dapat di
sajikan dalam dua laras yang berbeda.
Dalam kesenian Karawitan terdapat berbagai jenis perangkat Gamelan yang dibedakan menurut jenis, jumlah dan fungsinya. Jenis perangkat Gamelan tersebut diantaranya seperti Gamelan kodhok ngorek, Gamelan monggang, Gamelan
carabalen, Gamelan sekaten, dan Gamelan
ageng. Semua jenis perangkat Gamelan
tersebut tentunya dalam masyarakat Jawa memiliki fungsi, jumlah dan cara
penyajian tersendiri dalam memainkannya. perangkat Gamelan yang digunakan biasanya seperti bonang, kendang, gong, kenong, kecer, gender, gambang, penontong,
kempul, saron, dan lain – lain. Selain itu juga ada beberapa alat musik
modern yang di gunakan sebagai pelengkap seperti keyboard, terompet, drum dan lain – lain.
Seni Grafis
Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype,
prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah
banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap salinan karya dikenal
sebagai 'impression'. Lukisan atau drawing,
di sisi lain, menciptakan karya seni orisinil yang unik. Cetakan
diciptakan dari permukaan sebuah bahan, yang umum digunakan adalah: plat
logam, biasanya tembaga atau seng untuk engraving atau etsa; batu digunakan untuk litografi; papan kayu untuk woodcut/cukil kayu.
Masih banyak lagi bahan lain yang digunakan dalam karya seni ini.
Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap sebagai karya seni orisinil,
bukan sebuah salinan. Karya-karya yang dicetak dari sebuah plat
menciptakan sebuah edisi, pada masa seni rupa modern masing-masing karya
ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa karya tersebut
adalah edisi terbatas.
Pendekatan reduksionis untuk menghasilkan warna dimulai dengan papan kayu atau lino yang kosong atau dengan goresan sederhana. Kemudian seniman mencukilnya lebih lanjut, memberi warna lain dan mencetaknya lagi. Bagian lino atau kayu yang dicukil akan mengekspos (tidak menimpa) warna yang telah tercetak sebelumnya.
Pada teknik grafis seperti chine-collé atau monotype, pegrafis kadang-kadang hanya mengecat warna seperti pelukis kemudian dicetak.
Konsep warna subtraktif yang juga digunakan dalam cetak offset atau cetak digital, di dalam software vektorial misalnya Macromedia Freehand, CorelDraw atau Adobe Ilustrator atau bitmap ditampilkan dalam CMYK atau ruang warna lain.
Kebanyakan dari teknik di atas bisa juga dikombinasikan, khususnya yang berada dalam kategori sama. Misalnya, karya cetak Rembrandt biasanya secara mudah disebut dengan "etsa", tetapi seringkali dipakai juga teknik engraving dan drypoint, dan bahkan kadang-kadang tidak ada etsa-nya sama sekali.
Media
Seniman grafis berkarya menggunakan berbagai macam media dari yang tradisional sampai kontemporer, termasuk tinta ber-basis air, cat air, tinta ber-basis minyak, pastel minyak, dan pigmen padat yang larut dalam air seperti crayon Caran D'Ache. Karya seni grafis diciptakan di atas permukaan yang disebut dengan plat. Teknik dengan menggunakan metode digital menjadi semakin populer saat ini. Permukaan atau matrix yang dipakai dalam menciptakan karya grafis meliputi papan kayu, plat logam, lembaran kaca akrilik, lembaran linoleum atau batu litografi. Teknik lain yang disebut dengan serigrafi atau cetak saring (screen-printing) menggunakan lembaran kain berpori yang direntangkan pada sebuah kerangka, disebut dengan screen. Cetakan kecil bahkan bisa dibuat dengan menggunakan permukaan kentang atau ketela.Warna
Pembuat karya grafis memberi warna pada cetakan mereka dengan banyak cara. Seringkali pewarnaannya—dalam etsa, cetak saring, cukil kayu serta linocut—diterapkan dengan menggunakan plat, papan atau screen yang terpisah atau dengan menggunakan pendekatan reduksionis. Dalam teknik pewarnaan multi-plat, terdapat sejumlah plat, screen atau papan, yang masing-masing menghasilkan warna yang berbeda. Tiap plat, screen atau papan yang terpisah akan diberi tinta dengan warna berbeda kemudian diterapkan pada tahap tertentu untuk menghasilkan keseluruhan gambar. Rata-rata digunakan 3 sampai 4 plat, tetapi adakalanya seorang seniman grafis menggunakan sampai dengan tujuh plat. Tiap penerapan warna akan berinteraksi dengan warna lain yang telah diterapkan pada kertas, jadi sebelumnya perlu dipikirkan pemisahan warna. Biasanya warna yang paling terang diterapkan lebih dulu kemudian ke warna yang lebih gelap.Pendekatan reduksionis untuk menghasilkan warna dimulai dengan papan kayu atau lino yang kosong atau dengan goresan sederhana. Kemudian seniman mencukilnya lebih lanjut, memberi warna lain dan mencetaknya lagi. Bagian lino atau kayu yang dicukil akan mengekspos (tidak menimpa) warna yang telah tercetak sebelumnya.
Pada teknik grafis seperti chine-collé atau monotype, pegrafis kadang-kadang hanya mengecat warna seperti pelukis kemudian dicetak.
Konsep warna subtraktif yang juga digunakan dalam cetak offset atau cetak digital, di dalam software vektorial misalnya Macromedia Freehand, CorelDraw atau Adobe Ilustrator atau bitmap ditampilkan dalam CMYK atau ruang warna lain.
Teknik
Tinjauan Umum
Teknik seni grafis dapat dibagi dalam kategori dasar sebagai berikut:- Cetak relief, di mana tinta berada pada permukaan asli dari matrix. teknik relief meliputi: cukil kayu, engraving kayu, cukil linoleum/linocut, dan cukil logam/metalcut.
- Intaglio, tinta berada di bawah permukaan matrix. teknik ini meliputi: engraving, etsa, mezzotint, aquatint, chine-collé dan drypoint;
- planografi di mana matrix permukaannya tetap, hanya mendapat perlakuan khusus pada bagian tertentu untuk menciptakan image/gambar. teknik ini meliputi: litografi, monotype dan teknik digital
- stensil, termasuk cetak saring dan pochoir.
Kebanyakan dari teknik di atas bisa juga dikombinasikan, khususnya yang berada dalam kategori sama. Misalnya, karya cetak Rembrandt biasanya secara mudah disebut dengan "etsa", tetapi seringkali dipakai juga teknik engraving dan drypoint, dan bahkan kadang-kadang tidak ada etsa-nya sama sekali.
Seni Jaranan
Jaranan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sejarah
Raja Airlangga memiliki seorang putri yang bernama Dewi Sangga Langit. Dia adalah orang kediri yang sangat cantik. Pada waktu banyak sekali yang melamar, maka dia mengadakan sayembara. Pelamar-pelamar Dewi Songgo Langit semuanya sakti. Mereka sama-sama memiliki kekuatan yang tinggi. Dewi Songgo Langit sebenarnya tidak mau menikah dan dia Ingin menjadi petapa saja. Prabu Airlangga memaksa Dewi Songgo Langit Untuk menikah. Akhirnya dia mau menikah dengan satu permintaan. Barang siapa yang bisa membuat kesenian yang belum ada di Pulau Jawa dia mau menjadi suaminya.Ada beberapa orang yang ingin melamar Dewi Songgo Langit. Diantaranya adalah Klono Sewandono dari Wengker, Toh Bagus Utusan Singo Barong Dari Blitar, kalawraha seorang adipati dari pesisir kidul, dan 4 prajurit yang berasal dari Blitar. Para pelamar bersama-sama mengikuti sayembara yang diadakan oleh Dewi Songgo Langit. Mereka berangkat dari tempatnya masing-masing ke Kediri untuk melamar Dewi Songgo Langit.
Dari beberapa pelamar itu mereka bertemu dijalan dan bertengkar dahulu sebelum mengikuti sayembara di kediri. Dalam peperangan itu dimenangkan oleh Klana Sewandono atau Pujangganom. Dalam peperangan itu Pujangganom menang dan Singo Ludoyo kalah. Pada saat kekalahan Singo Ludoyo itu rupanya singo Ludoyo memiliki janji dengan Pujangganom. Singa Ludoyo meminta jangan dibunuh. Pujangganom rupanya menyepakati kesepakatan itu. Akan tetapi Pujangganom memiliki syarat yaitu Singo Barong harus mengiring temantenya dengan Dewi Sangga Langit ke Wengker.
Iring-iringan temanten itu harus diiringi oleh jaran-jaran dengan melewati bawah tanah dengan diiringi oleh alat musik yang berasal dari bambu dan besi. Pada zaman sekarang besi ini menjadi kenong. Dan bambu itu menjadi terompet dan jaranan.
Dalam perjalanan mengiringi temantenya Dewi Songgo Langit dengan Pujangganom itu, Singo Ludoyo beranggapan bahwa dirinya sudah sampai ke Wengker, tetapi ternyata dia masih sampai di Gunung Liman. Dia marah-marah pada waktu itu sehingga dia mengobrak-abrik Gunung Liman itu dan sekarang tempat itu menjadi Simoroto. Akhirnya sebelum dia sampai ke tanah Wengker dia kembali lagi ke Kediri. Dia keluar digua Selomangklung. Sekarang nama tempat itu adalah selomangkleng.
Karena Dewi Sonmggo Langit sudah diboyong ke Wengker oleh Puijangganom dan tidak mau menjadi raja di Kediri, maka kekuasaan Kahuripan diberikan kepada kedua adiknya yang bernama Lembu Amiluhut dan Lembu Amijaya. Setelah Sangga Langit diboyong oleh Pujangganom ke daerah Wengker Bantar Angin, Dewi Sangga Langit mengubah nama tempat itu menjadi Ponorogo Jaranan muncul di kediri itu hanya untuk menggambarkan boyongnya dewi Songgo langit dari kediri menuju Wengker Bantar Angin. Pada saat boyongan ke Wengker, Dewi Sangga Langit dan Klana Sewandana dikarak oleh Singo Barong. Pengarakan itu dilakukan dengan menerobos dari dalam tanah sambil berjoget. Alat musik yang dimainkan adalah berasal dari bambu dan besi. Pada zaman sekarang besi ini menjadi kenong.
Untuk mengenang sayembara yang diadakan oleh Dewi Songgo Langit dan Pernikahanya dengan Klana Sewandono atau Pujangga Anom inilah masyarakat kediri membuat kesenian jaranan. Sedangkan di Ponorogo Muncul Reog. Dua kesenian ini sebenarnya memiliki akar historis yang hampir sama. Seni jaranan ini diturunkan secara turun temurun hingga sekarang ini.
Seni Batik
Definisi dan pengertian seni batik adalah pembentukan gambar dengan menggunakan media kain dan memanfaatkan lilin ataupun malam sebagai perintang serta zat pewarna pada kain tersebut. Di Indonesia seni batik sudah memiliki usia cukup tua dan hingga kini batik menjadi salah satu karya seni yang terkenal di dunia. Seiring dengan perkembangan zaman seni batik kini semakin popular dan dikenal diseluruh dunia. Dengan demikian batik tercatat sebagai karya seni khas Indonesia. Dengan berbagai motif yang ada kini batik juga diminati oleh banyak kalangan. Tidak hanya kalangan tua saja, namun banyak anak muda yang suka dengan menggunakan baju batik dalam acara-acara tertentu.
Dalam istilah Jawa batik berasal dari kata rambataning titik atau rangkaian dari titik-titik. Sementara menurut Yahya, 1971:12, Seni Batik merupakan karya yang dipaparkan diatas bidang datar baik itu kain ataupun sutera dengan cara dilukis, situlis, ditumpahkan atau dengan menggunakan cantik untuk menutup supaya terlihat seperti warna aslinya. Seni batik ini termasuk salah satu warisan budaya yang terus mengalami perkembangan menjadi lebih baik seiring dengan kelajuan zaman. Seni bati juga termasuk unsure local genius yang menjadi cirikhas busana di pulau Jawa. Perkembangan seni batik yang kian popular, membuat para pembatik semakin memiliki peluang yang cukup besar.
Seni Musik
Sejarah Seni Musik
Musik
sudah ada sejak zaman dimana manusia pertama kali hadir. Perkembangan
seni musik sangat pesat dikarenakan banyaknya penemuan-penemuan baru
terutama di bidang kebudayaan. Hal ini membuat sejarah seni musik harus
dibagi menjadi beberapa zaman untuk mempermudah mengetahui perkembangan
seni musik. Sejarah seni musik dapat dibagi menjadi enam zaman. Yaitu
zaman prasejarah, abad pertengahan, zaman Barok dan Rokoko, zaman
klasik, zaman romantik, dan zaman modern.
1. Musik Zaman Prasejarah
Musik sudah dikenal sejak kehadiran manusia Homo sapiens
yaitu sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Tidak ada yang
mengetahui siapa manusia yang pertama kali mengenal seni musik. Alat
musik yang tertua adalah flute yang dibuat dari tulang yang telah
dilubangi. Biasanya berasal dari tulang paha beruang. Flute tersebut
diduga dibuat pada 40.000 tahun yang lalu. Koleksi alat musik zaman
purba paling banyak ditemukan di Cina yang berasal dari tahun 7000
sampai 6600 sebelum masehi. Prasasti yang berisi lagu Hurrian yang
bertanggal 1400 SM merupakan notasi musik tertua yang pernah dicatat.
2. Musik Abad Pertengahan
Pada
abad pertengahan (476-1572 M) seni musik kebanyakan digunakan untuk
kepentingan kegiatan agama Kristen. Namun, setelah adanya berbagai
penemuan-penemuan baru dalam segala bidang, fungsi musik juga berkembang
tidak hanya untuk kegiatan agama. Pada zaman renaisance (1500-1600)
muncul musik percintaan dan keperwiraan. Pada zaman ini musik Gereja
mengalami kemunduran. Alat musik piano dan organ juga ditemukan pada
zaman ini. Komposer yang hidup pada zaman ini adalah Léonin, Pérotin,
dan Guillaume de Machaut.
3. Musik Zaman Barok dan Rokoko
Pada
zaman Barok dan Rokoko (1600-1750) penggunaan ornamentik (hiasan musik)
makin marah. Namun, pada musik Barok penggunaannya dilakukan secara
spontan sedangkan pada musik Rokoko penggunaannya dicatat dan diatur.
Tokoh seni musik terkenal pada zaman ini adalah Johan Sebastian Bach.
Beliau adalah pencipta musik koral untuk khotbah Gereja dan pencipta
lagu-lagu instrumental. Sayangnya pada akhir masa hidupnya Sebastian
Bach buta dan meninggal di Leipzig.
4. Musik Zaman Klasik
Setelah
zaman Barok dan Rokoko berakhir, zaman klasik (1750-1820) muncul. Pada
zaman ini, penggunaan dinamika menjadi semakin lembut, perubahan tempo
dengan accelerando (semakin cepat) dan ritarteando (semakin lembut), dan
pemakaian ornamentik dibatasi. Komposer terkenal di zaman klasik adalah
Johann Christian Bach, Joseph Haydn, Wolfgang Amadeus Mozart, dan
Ludwig van Beethoven.
5.Musik Zaman Romantik
Musik
pada zaman romantik (1810-1900) sangat mementingkan perasaan yang
subjektif. Musik mulai digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Maka dari
itu, penggunaan dinamika dan tempo makin banyak dipakai. Opera dan
balet berkembang pada zaman ini. Komposer yang terkenal pada zaman ini
adalah Ludwig van Beethoven dan Franz Schubert. Pada akhir zaman
romantik, orkestra berkembangan sangat dramatis dan menjadi budaya kaum
urban. Tumbuh juga aneka keragaman teater musik yang baru seperti
operet, musik komedi, dan berbagai bentuk teater musikal lainnya.
6. Musik Zaman Modern
Pada
abad ke-20, penemuan radio menjadi cara baru untuk mendengarkan musik.
Musik pada zaman modern lebih berfokus pada ritme, gaya, dan suara.
Namun musik pada zaman ini tidak mengakui adanya hukum dan peraturan.
Penemuan perekam suara dan alat untuk mengedit musik memberikan genre
baru pada musik klasik. Dengan demikian, orang-orang semakin bebas
mengungkapkan ekspresinya lewat musik.
Langganan:
Postingan (Atom)